Evi Susanti
TAKDIR
Cerpen ini ingin diproses menjadi
Film oleh Teater Perahu Layar
|
[Cerpen]
Semoga
Cerpen ini bermanfaat.
-Joko
Saputro, S.Pd. Pengajar Teater Perahu Layar SMAN 1 Jelai.
|
Setelah
membaca Cerpen ini adalah tergugahnya nilai rasa, yang dapat membangkitkan
gairah dalam menghadapi masalah dan cobaan dalam hidup sehingga kita dapat
merasakan apa yang orang lain rasakan. Cinta bukan untuk menyakiti rasa
akan tetapi cinta dapat memberikan hal yang terindah dalam hidup, kesabaran
hidup, ketulusan dan kesetiaan walaupun takdir berkata lain.
-Dali
Kristian, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia
SMAN 1
Jelai.
|
CINTA
Evi Susanti
TAKDIR
CINTA
Takdir Cinta
(Cerpen)
Evi Susanti
Penyunting
Joko Saputro,S.Pd
Tata Sampul & Isi
Joko Saputro,S.Pd
Pracetak
Joko Saputro,S.Pd
Cetakan I, 10 September 2012
Penerbit
Teater Perahu Layar
SMA Negeri 1 Jelai
Jl. Patianom No.33 Kuala Jelai
E-mail : sman1jelai@yahoo.co.id
Website : www.sman1jelai.blogspot.com
Hidup itu penuh misteri…
Hidup itu memberikan cerita…
Hidup itu membutuhkan pengorbanan…
Hidup itu juga perlu melakukan pilihan…
“Fhy, aku pengen
ngasih kamu kejutan, kamu tutup mata yaa….”
“Memangnya kejutan apa, Fhen?”
“Udah tutup aja”
Luthfy menutup kedua
matanya secara perlahan, luthfy terkejut melihat sebuah benda lingkaran
berwarna emas berkilauan di dalam kotak merah itu. Tiba-tiba ada perasaan yang
sangat menyesakkan dalam dadanya.
“Fhy, aku ngerasa udah
saatnya aku lakuin ini, Fhy…aku ingin kita menikah, aku ingin hidup bersama kamu
berbagi suka dan duka, aku pengen kita menjadi suami istri”
Perlahan air mata
Luthy mengalir…, Luthfy menunduk, air matanya makin deras…
“Fhen, aku gak bisa jadi pendamping
kamu”
“Maksud kamu apa Fhy, aku gak ngerti”
“ Aku gak bisa nikah sama kamu Fhen,
aku gak akan mungkin bisa jadi istrimu”
“Kenapa Fhy, kamu jangan bercanda
deh, Fhy aku lagi serius nih”
“Maafin aku,
Fhen…sebenarnya hari ini aku ngajakin kamu ketemuan aku cuma pengen jujur sebenarnya
selama ini aku udah mempunyai calon pendamping, aku udah dijodohin Fhen, sama laki-laki
Amerika, bulan depan aku akan melaksanakan pernikahan disana, kalau kamu tidak sibuk,
aku harap kamu bisa datang”
“Fhy, kamu serius…,aku gak mungkin
Fhy ngebiarin kamu pergi ninggalin aku”
“Udah Fhen sekarang
aku rasa hubungan kita cukup sampai disini, aku gak bisa berlama-lama aku harus
bersiap-siap, besok aku berangkat”
Luthfy berdiri dan melangkah pergi…
“Maafin aku Fhen,
sebenarnya hati ini benar-benar terluka saat ucapkan kata-kata itu, namun suatu
saat nanti kamu pasti akan mengerti”
Luthfy
berbicara dalam hati, terus melangkah Luthfy meninggalkan Fhendy yang terdiam
memaku tanpa kata, tak terasa air matanya berjatuhan…
Malam
ini Fhendy merasa waktu yang dimilikinya berhenti, air matanya pun terus
mengalir… Fhendy memandangi semua kenang-kenangan bersama Luthfy.
“Fhy…kenapa kamu lebih
memilih laki-laki itu, kenapa kamu tega hancurkan kisah percintaan kita,
kurangkah perhatian yang kuberikan selama ini, belum cukupkah pengorbananku
selama ini, kenapa kamu tega menyakiti aku Fhy kenapa???”
Fhendy terus menyesali
keputusan yang telah diberikan oleh Luthfy…
***
3 tahun kemudian
Sudah sekian lama Fhendy dirundung kesedihan yang ditinggal Luthfy… Hari
ini Fhendy berniat untuk melepaskan semua kenang-kenangannya bersama Luthfy
dengan mengendarai Motor Crossnya Fhendy berangkat kesebuah tempat yang
disarankan oleh kakak iparnya. Fhendy berhenti dihadapan sebuah jembatan yang
berada ditepi danau dengan pemandangannya yang indah, Fhendy menghirup udara
segar danau itu sehingga membuat pikirannya menjadi lebih tenang… Fhendy
memperhatikan seorang perempuan yang berdiri diujung jembatan itu, Fhendy
merasa aneh karena perempuan itu mengenakan gaun pengantin. Fhendy terus
memperhatikan perempuan itu.
“Rhi aku
bakalan nyusul kamu, karna hati ini akan selalu tetap untuk kamu”
Keyla memejamkan matanya, tanpa ragu keyla melompat ke danau
“Astaga”
Fhendy yang dari tadi memperhatikan keyla langsung berlari menuju
ujung jembatan dan menceburkan diri untuk menolong Keyla… Fhendy berhasil menyelamatkan
Keyla, namun Fhendy agak keberatan juga saat menggendong Keyla yang pada saai
itu sedang mengenakan gaun pengantin yang seharusnya dikenakan pada saat acara
pernikahannya.
***
“Thank’s loe
udah nyelamatin kakak gue, Loe tau dari mana rumah Keyla disini?”
“Aku dibantu oleh warga yang ada disekitar danau itu”
“Oh…begitu, oh ya…nama loe siapa? Kayaknya loe bukan anak sini deh”
“Namaku Fhendy, emang aku bukan orang sini, aku kesini cuma pengen
refreshing, tapi setelah melihat keadaan di daerah sini, mungkin aku bakalan
tinggal sementara disini”
“Owh perkenalkan gue Manda, gue adiknya Keyla, kita juga orang baru
disini, yah sekitar 4 bulanan lah, loe benar gue juga disaranin sama tante gue
agar membawa Keyla ketempat ini dengan harapan supaya Keyla bisa ngelupain masa
lalunya”
“Ehm…kasihan
juga ya, terus bagaimana keadaannya?”
“Sudah
tidur, tadi gue kasih obat penenang biar dia bisa istirahat”
“Baguslah kalau begitu, ehm…kalau begitu aku permisi pulang dulu
soalnya masih ada banyak urusan”
“Oh…silahkan, oh ya kalu loe gak ada kerjaan loe main-main aja kerumah
gue, gue Cuma tinggal berdua bersama Keyla”
“Oke, aku
permisi dulu”
***
Setelah
mandi, Fhendy mengambil secangkir kopi yang telah disiapkan oleh pembantu Villanya.
Fhendy merebahkan diri di sofa, terbayang kembali wajah polos Keyla saat di
dalam gendongannya…
“Haduh….apa-apaan aku ini, ehm…tapi sebaiknya aku menengok keadaannya
siapa tau dia kambuh lagi kasihan kan Manda sendirian”
Fhendy pun mengambil kunci motor crossnya dan langsung tancap gas
menuju kerumah Keyla…
“Permisi….,
ada orang”
“Sebentar”
Terdengar
dari dalam rumah suara langkah seseorang menuju pintu
“Oh…loe
Fhen, ayo masuk”
“Gimana
kabar kakak kamu”
“Dia udah
baikan, itu ada di sofa, ayo masuk ngobrol-ngobrol aja sama Keyla”
Fhendy dan
Manda menghampiri Keyla yang memandang terus kedepan layar TV
“Keyla, nih
orang yang gue ceritain, yang nolongin loe tadi siang”
Keyla
memandangi wajah Fhendy…dan tersenyum
“Aku Keyla”
“Fhendy”
“Hedeh
tumben loe bisa senyum sama orang Key, kabar bagus nih…
“Udah kalo
gitu gue kebelakang dulu, eh Fhen…bantuin gue hibur tu Keyla yah”
“Oke”
Manda pun
meninggalkan Fhendy dan Keyla berdua diruang tamu…
“Kamu kenapa
tolongin aku, kenapa gak biarin aku mati?”
“Aku gak
sengaja kok nolongin kamu”
“Kamu tau kan kita kita gak pernah kenal, tapi kenapa kamu nekat
lakuin itu, asal kamu tau danau itu dalam banget, nolongin aku dalam keadaan
mengenakan gaun sepanjang dan selebar itu bisa membahayakan kamu, bagaimana
kalau kamu kehabisan nafas saat menarik dan menggendongku di dalam air hingga
akhirnya kamu tenggelam…”
“Tapi kenyataannya aku selamat, lagian mati demi kebaikan menolong
orang adalah jalan terbaik untuk kematianku”
“Kenapa kamu
ingin mati, apakah mati itu menyenangkan?”
“Pastinya, apalagi pada saat kita di jemput sang bidadari, rasanya
kita seperti menjadi seorang putri dan pangeran”
“Jadi selama ini itu alasan Basyori ninggalin aku, jadi ari
mengkhianati cintaku demi bidadari-bidadari itu, jadi Basyori selama ini
membohongiku… Ri…kenapa kamu tega ninggalin aku…”
Fhendy langsung membawa Keyla yang mulai emosi dan menangis kedalam
pelukannya
“Udah Keyla,
kamu sabar, kamu harus bangun”
“Kenapa bidadari itu tega misahin aku dari Basyori, kenapa ia ambil
Ari dariku, apakah bidadari itu gak tau, kalo aku akan menikah dengan Basyori,
kenapa orang gak bisa dan gak pernah rela melihat aku bahagia…”
Fhendy
semakin erat memeluk Keyla, Keyla terus menangis di dalam pelukan Fhendy
“Keyla, Ari gak membohongimu, bidadari itu juga gak bersalah, Ari
pergi itu bukan berarti Ari ingin menikah dengan bidadari itu, mungkin saja Ari
pergi karena Ari merasa kurang pantas menjadi pendamping hidup kamu…, Ari
disana meminta bantuan kepada bidadari itu untuk merenovasi dan membenahi
dirinya agar dia dapat pantas bersanding disampingmu kelak di pelaminan nanti,
karena sesungguhnya kamu adalah bidadari yang paling cantik dari bidadari
lainnya”
Keyla mulai
berhenti menangis, Keyla memandangi wajah Fhendy…
“Emang bener
kayak gitu?”
“Iya, jadi kamu sebagai bidadari yang paling paling cantik janganlah
terus bersedih cobalah untuk bersemangat dan lupakan masalahmu sejenak, karena
dengan begitu kekasihmu disana akan merasa tenang dan bisa berkonsentrasi lagi
menyiapkan perlengkapan untuk kalian nikah nanti”
“Makasih”
Keyla
terlelap dipelukan Fhendy…
“Tenang aja
Key, aku bakalan bantu kamu sampai kamu bisa ngerasain lagi arti kebahagiaan”
Fhendy
menggendong Keyla kedalam kamarnya dan meninggalkan ia terlelap…
Setalah berpamitan dengan Manda,
fhendy pulang ke Villanya… waktu terus berjalan , setiap hari Fhendy dan Keyla
selalu bersama, kini Fhendy dan Keyla menjadi semakin dekat….
Fhendy dan Keyla selalu berbagi
cerita dan saling bertukar pikiran tentang kehidupan…
***
Malam ini Fhendy duduk berdua
bersama Keyla di depan teras rumah Keyla
“Key, aku
pengen nunjukin sesuatu sama kamu, kamu ikut aku ya”
“Kemana
Fhen, malam-malam begini dingin tau”
“Udah…, ikut
aja pasti kamu suka, karena ini sangat spesial”
“Ya udah
deh, aku ngikut aja”
Fhendy
membimbing Keyla untuk menuju motor crossnya…
“Siap neng”
“Tancap aja
kang”
“Ha…ha…ha…”
Fhendy dan
Keyla pun tancap gas…
Fhendy berhenti
di sebuah tempat mereka pertama bertemu, namun keadaan danau itu malam ini agak
sedikit berbeda…
“Wuih…Fhen,
indah banget…, kamu yang bikin ini semua?”
“Iya dong…kamu
suka?”
“Pastinya,
aku ngerasa udah kayak di surga”
“Udah yuk
duduk”
Fhendy
mengambil 2 buah keranjang yang berisi buah-buahan dan makanan…
“Nih Key…makanan
kesukaan kamu, nasi goreng special buatan aku untuk putri yang paling cantik”
“Wah makasih
ya Fhen…”
“Iya…udah
makan aja dulu”
Tiba-tiba Keyla terhenti, ada sesuatu yang aneh dalam mulutnya, Keyla
mengambil benda itu
“Cincin?
Apaan nih Fhen?”
Fhendy
meraih tangan Keyla…
“Key, sebenarnya aku pengen kamu jadi pendamping hidupku, dan menemani
hari-hariku selamanya, Key, kamu udah berikan hari-hariku penuh warna, aku
sayang kamu Key…tapi aku sadar aku tidak akan mungkin bisa masuk kedalam
hatimu, karena aku tau hatimu hanya untuk Basyori”
Keyla memandangi wajah Fhendy, ada air bening yang mengalir di pipinya…
“Fhen…kamu gak akan pernah bisa menggantikan Ari di dalam hatiku…,
tapi Fhen aku tak ingin kamu menjadi pengganti Ari melainkan aku ingin kamu
menjadi cinta baru yang mampu berikan aku kehidupan yang lebih baik Fhen”
“Jadi Key,
kamu mau jadi pendampingku?”
“Iya Fhen,
asal kamu mau janji akan selalu menjaga hati kamu untuk aku”
“Pasti …aku
bakalan menyayangi mu lahir dan batin”
“Makasih
Fhen…aku janji, bakalan menjaga hati ini untuk kamu”
Fhendy dan
Keyla kini sudah resmi menjadi pasangan kekasih…
***
Hari berganti
bulan, bulan berganti tahun… tidak terasa kini usia hubungan Fhendy dan Keyla
sudah mencapai 3 tahun… Selama ini suka dan duka mereka jalani bersama, tidak
ada permasalahan yang membuat hubungan mereka menjadi renggang…
Hari ini Fhendy
pergi ke sebuah toko buku yang sering dikunjunginya bersama Keyla, Fhendy
berniat membelikan Keyla beberapa novel sebagai penghilang rasa bosannya bila
Fhendy tidak bisa menemaninya… Ketika Fhendy melangkahkan kakinya menuju pintu
masuk, Fhendy bertabrakan dengan seorang perempuan. Barang-barang yang dibawa
perempuan itu berserakan di lantai… Fhendy memunguti barang-barang perempuan
itu, ketika Fhendy memandangi wajah perempuan itu, Fhendy terkejut…
“Luthfy”
“Fhendy”
“kamu,
kenapa disini?”
“Oh…aku, aku ya lagi mencari novel kesukaanku Fhen, maaf Fhenkemarikan
obatku, aku harus cepat-cepat pulang”
“Obat…?...untuk
siapa?”
“Untuk ankku Fhen, dia demam”
“Untuk ankku Fhen, dia demam”
Fhendy
menyadari kalau sekarang Luthfy sudah berkeluarga…
“Oowh”
Fhendy memandangi Luthfi dari ujung kaki hingga ujung kepala, Fhendy
merasa ada yang aneh pada diri Luthfy…
“Fhy,
sebenarnya yang sakit itu anak kamu atau kamu sih?”
“Memangnya
kenapa Fhen?”
“Kamu sekarang kok jadi kurus, pucat, mata kamu juga sembab, muka
kelihatan seperti orang yang lagi banyak masalah”
“Ah…enggak juga Fhen, biasalah namanya juga orang berumah tangga, jadi
wajarlah keadaanku seperti ini”
“Fhy…, kamu
bahagia dengan keluargamu?”
Luthfy
menunduk…
“Aku sangat
bahagia Fhen…”
“Fhy, aku
pengen ngomong sama kamu, kamu ikut aku”
“Kemana Fhen?”
Tanpa menjawab pertanyaan Luthfy, Fhendy langsung menarik tangan
Luthfy dan membawanya ke sebuah taman… Fhendy berhenti di sebuah bangku dan
membawa Luthfy duduk.
“Fhendy membuka bungkusan obat yang dibawa oleh Luthfy, Fhendy
mengamati obat-obat tersebut…
“Fhy, inikan obat buat orang yang menderita penyakit leukemia, benar
anak kamu yang sakit, memang anak kamu umurnya berapa, masa kamu kasih obat
kayak gini?”
Luthfy
menundukkan wajahnya dan hanya bisa diam
“Fhy, aku
jadi curiga…tolong jelaskan obat untuk siapa ini, jangan bilang obat ini untuk
kamu?”
Luthy memandang wajah Fhendy dengan senyuman Luthfy menjawab…
“Iya Fhen, itu obat sebenarnya untuk aku…, aku yang konsumsi obat itu,
aku udah lama konsumsi obat itu, semenjak aku tau kalau aku mengidap penyakit
itu…”
“Sejak kapan
Fhy?”
“Semenjak
kita lulus kuliah Fhen”
“Fhy kamu
jangan bercanda terus, kamu gak pernah berubah”
“Fhendy, Fhendy…kamu tau sifat aku, liat aku udah ngeluarin air mata
sebanyak ini, masih kamu anggap bercanda?”
Fhendy
terdiam ada perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya…
“Maka dari itu Fhen, dulu aku gak terima lamaran kamu, aku gak mau
nantinya kamu kecewa sama aku, bagaimanapun aku tau kamu pasti pengen dapatkan
kebahagiaan.!!
Luthfy masih tetap bisa tersenyum dengan air mata yang terus mengalir
ada perasaan yang sangat menyakitkan dalam hatinya…
“Fhy…!!!”
“Iya, Fhen, sebenarnya masalah perjodohan itu gak pernah ada, gak akan
ada laki-laki yang sudi menikahi perempuan yang penyakitan kayak aku Fhen”
“Kata siapa Fhy, aku mau seandainya kamu jujur sama aku dari dulu aku
pasti akan tetap menikahi kamu, tapi kenapa kamu bohong sama aku, kenapa kamu
diam aja, kenapa kamu biarin aku sakit hati dan menilai kamu mengkhianati aku,
asal kamu tau Fhy saat kamu meninggalkan aku 3 tahun…aku dirundung kesedihan,
dan sekarang kamu datang membawa kesedihan dan penyesalan dalam hidupku”
“Eh…Fhen, asal kamu tau hati aku juga terluka, kamu kira cuma kamu
yang tersakiti? Aku juga Fhen, hati aku sangat sakit Fhen saat aku bilang
putus…dan asal kamu tau disana aku terus memikirkan kamu Fhen…gak ada hari-hari
yang kulalui tanpa bayangan wajah kamu Fhen, aku sayang kamu Fhen, aku gak
pengen kamu menderita karna aku, dan asal juga kamu tau Fhen, aku pulang ke
Indonesia karna aku pengen di akhir-akhir sisa hidupku aku bisa ngeliat kamu
tersenyum, cuma itu Fhen keinginanku saat ini…”
“Tapi Fhy…kenapa kamu gak jujur aja, sekarang aku ngerasa bersalah aku
ngerasa dulu kurang memperhatikanmu, kamu udah buat aku kecewa Fhy”
“Fhen…please kamu ngerti…aku pengen kamu bahagia, aku pengen kamu itu
nikah sama perempuan yang sehat, yang bisa berikan kamu keturunan dan yang
pasti gak nyusahin kamu, PAHAM…!!!” Akhirnya tangis Luthfy pecah, Luthfy
menangis sejadi-jadinya… Fhendy memeluk Luthfy dengan perhatian…
“Maafin aku Fhy, aku cuma sedih karna aku gak bisa jaga kamu dengan
baik, aku janji aku bakalan berikan kamu seribu kebahagiaan, aku yakin kamu
pasti sembuh, dan aku ingin bahagia bersama kamu”
***
Sejak kejadian
itu, Fhendy berjanji untuk selalu menjaga dan menemani Luthfy dimanapun Luthfy
berada…
Tit…tit…tit…
Handphone
Fhendy bergetar, Fhendy terbangun dari tidurnya…
“Kenapa
Key…?”
“Kamu dimana
Fhen…??, bisa kerumah??”
“Maaf Key,
aku lagi sibuk banget bantuin temen buat makalah…”
“Owh…, ehm
ya udah kalo besok pagi gimana???”
“Hem…gimana ya Key, kayaknya gak bisa juga soalnya aku bakalan ada
pengambilan gambar di kebun teh”
“Yah…kok
sibuk gitu sih”
“Maaf ya
Key, nanti lain kali aku temenin”
“Ya udah
kalo gitu”
“Udah kamu
tidur aja gih”
“Iya sayang
aku aku juga mau tidur aja”
Udah kalo
gitu, met malam sayang”
Komunikasi
pun diputus…
“Siapa
Fhen???”
“Bukan
siapa-siapa Fhy, udah kamu tidur aja, besok kan kita mau nyari buku, udah
tidur…!!!”
“Iya Fhen”
Fhendy kembali memejamkan matanya… Luthfy meraih handphone Fhendy,
Luthfy terkejut melihat wallpaper di handphone Fhendy yang terpampang foto
Fhendy dengan seorang perempuan, detik itu juga Luthfy merasakan ada
beribu-ribu duri yang menghujam hatinya, air mata Luthfy mengalir, tanpa
sepengetahuan Fhendy ia menangis.
***
Pagi itu Keyla
pergi mengunjungi took buku yang sering dihampirinya bersama Fhendy…, namun
sekarang Keyla datang sendiri tanpa didampingi Fhendy, didalam hati Keyla
muncul perasaan aneh terhadap Fhendy karna sekarang tidak lagi selalu
menemaninya…
Keyla memutari bagian-bagian toko buku itu, saking
asyiknya Keyla menunduk sampai-sampai tak sengaja bertabrakan dengan seorang
perempuan, buku yang dibawa perempuan itu terjatuh, Keyla memungut buku itu,
saat Keyla menyodorkan buku itu kepada Luthfy, Luthfy terkejut…tiba-tiba ada
perasaan bersalah di dalam hatinya, Luthfy berbalik dan langsung melangkah
pergi tanpa menghiraukan Keyla yang memanggilnya…
“Mbak…mbak…ini
bukunya”
Keyla berusaha menyusul Luthfy, namun Keyla
terhenti, Keyla melihat Fhendy juga mengejar Luthfy, hati Keyla bertanya dalam
hati hubungan Fhendy dan perempuan itu…
Setelah selesai
berbelanja Keyla pulang kerumah dan langsung mempersiapkan kejutan yang spesial
untuk kekasihnya, karna malam ini adalah malam yang sangat berarti bagi Keyla,
yaitu dimana malam pertama kali dia jadian sama Fhendy…
“Hallo Fhen,
kamu dimana?”
“Aku dirumah
kenapa Key?”
“Nanti malam gak ada kata sibuk-sibukan, pokoknya nanti malam harus
datang, soalnya aku ada kejutan buat kamu…”
“Hem…oke
sayang”
“Aku tunggu
jam 08.00 malam nanti di danau, jangan sampai telat…
“Iya, aku
pasti datang”
“Ya udah
kalo gitu”
Komunikasi
pun diputus…
Luthfy mendengar pembicaran antara Fhendy dan Keyla yang membuat
hatinya teriris…
“Fhy aku
pulang dulu, ntar aku kesini lagi, kamu gak apa-apakan??”
“Iya gak
apa-apa Fhen, kan ada mama sama papa…”
“Ya udah aku
pulang dulu, kamu baik-baik yah”
“Iya Fhen”
Fhendy keluar dari rumah Luthfy, baru saja Fhendy mau mengendarai
motornya, terdengar suara gaduh dari dalam rumah Luthfy…
“Ada apa
om…tante…?”
“Tolongin om
Fhen, tolong panggilin Ambulance…”
“Iya tante”
Fhendy bergegas menghubungi Rumah Sakit… Tidak lama kemudian Ambulance
pun datang, Fhendy ikut pergi menemani orang tua Luthfy kerumah sakit…
***
Keyla memandangi
jam tangannya, sudah pukul 21.20…Keyla menarik nafas panjang dan kembali
mencoba menghubungi Fhendy, namun tidak pernah ada jawaban, Keyla terus mencoba
bersabar menunggu kehadiran Fhendy…
“jgggglarrrrrrrrrrrr….”
Keyla terkejut mendengar suara halilintar, Keyla
kembali melihat jam tangannya, sudah pukul 22.30 namun Fhendy tak kunjung
datang… Keyla teringat akan buku diary perempuan yang ditabraknya tadi siang
yaitu Luthfy, yang ada padanya, Keyla berniat menanyakan tentang Luthfy kepada
Fhendy…
Keyla mengambil buku diary Luthfy dari dalam
tasnya…
“lebih baik aku liat dulu, siapa tau ada alamatnya, jadi besok aku
bisa langsung balikin sama yang punya…”
Baru saja Keyla membuka lembaran pertama, Keyla
langsung dikejutkan oleh sebuah foto kekasihnya Fhendy bersama Luthfy… Selesai
membaca, Keyla terpaku…buku diary Luthfy yang dipegangnya terjatuh…perlahan air
mata Keyla mengalir, semakin lama semakin deras… Seketika hujan turun…, suara
teriakan Keyla berlomba dengan derasnya air hujan… Hati
Keyla hancur berkeping-keping…
Keyla terus menangis dan menumpahkan seluruh sakit
hati yang dirasakannya ditengah hujan tanpa memperdulikan kencangnya angin dan
air hujan yang membasahinya…, teringat kembali dipikiran Keyla
kenang-kenangannya bersama Basyori, juga kenang-kenangannya bersama Fhendy… Keyla
berlari menembus lebatnya hujan dengan airmata yang berjatuhan… Sesampainya
dirumah Keyla membuka pintu dan langsung menerobos masuk tanpa menghiraukan
Manda yang terpana dengan keadaannya yang basah kuyup…
“Key, loe
kenapa?”
Keyla terus berlari dan langsung masuk kedalam kamarnya tanpa
menghiraukan pertannyaan dari Manda…
“Key, loe kenapa sih, buka pintunya Key, siapa yang berani buat loe
nangis kayak gini, bilang ama gue, Key…Please buka pintunya…!!!”
Manda berusaha merayu Keyla agar mau membuka pintu, namun Keyla tetap
diam.
***
Pagi-pagi sekali
Keyla sudah keluar dari kamarnya, Manda tercengang dengan penampilan Keyla yang
kembali mengenakan gaun pernikahannya yang telah gagal bersama Basyori…
“Key, loe
mau kemana?”
Keyla tidak menggubris pertanyaan Manda, Keyla melangkah pergi
meninggalkan rumahnya, Manda yang kuatir akan keselamatan Keyla segera
menghubungi Fhendy…
“Hallo Fhen,
loe dimana sekarang?”
“Aku di
rumahsakit kenapa Man??”
“Loe cepat
kerumah gue, Keyla kambuh lagi”
“Hah…apa???
Oke aku kerumah kamu sekarang”
Komunikasi
terputus
30 menit
kemudian…, Fhendy sampai ketempat Manda…
“Eh, tadi
malam loe apain kakak gue, hah loe apain??”
“Maksud kamu
apa Man???”
“Eh dari tadi malam Keyla nangis, lari-lari, basah-basahan gak tau
sebabnya, bukannya tadi malam Keyla dinner bareng loe???”
“Astaga
sekarang Keyla dimana?”
“Gue gak tau, pokoknya sekarang gue pengen loe nyari Keyla sampai ketemu”
“Gue gak tau, pokoknya sekarang gue pengen loe nyari Keyla sampai ketemu”
“Oke,
oke…aku bakalan nyari Keyla”
Fhendy tancap gas, meninggalkan Manda yang masih diliputi rasa cemas… Fhendy
berhenti di depan danau namun Fhendy tidak melihat sosok seorang Keyla, Fhendy
memandangi seluruh barang-barang dan persiapan Keyla tadi malam… Fhendy juga
melihat foto dirinya bersama Luthfy…Fhendy berlari meninggalkan danau…
“Pak ada ngeliat perempuan, tinggi, putih, rambut lurus panjang
mengenakan gaun pengantin???”
“Oh itu mas, ada, ada tadi kalau tidak salah perempuan itu pergi ke arah
kuburan sebelah timur sana mas…”
“Oh,
terimakasih pak, saya permisi”
“Iya…iya mas
silahkan”
Fhendy segera melaju menuju tempat pemakaman… Sesampainya disana
Fhendy melihat Keyla berdiri disamping sebuah makam, Keyla menangis…Fhendy
menghampiri Keyla…
“Key…, maafin aku, aku yakin kamu sudah tau semuanya. Key, Luthfy
datang lagi Key, ternyata selama ini dia tidak menikah melainkan Luthfy
mengidap penyakit Leukimia…”
“Dan kamu
pasti senangkan Fhen karena kamu bakalan menikah dengannya”
“Maksud kamu apa Key, aku cuma gak tega membiarkan Luthfy menghadapi
ini sendiri, aku harus bantu nguatin hatinya Key…”
“Jadi kamu
merasa tadi malam aku tidak memerlukan kamu Fhen?”
“Maafin aku Key, tadi malam Luthfy krisis di rumahsakit, aku diminta
orang tuanya untuk ngejaga dia”
Mendengar
penuturan Fhendy, seketika membuat Keyla menjadi emosi…
“Fhen…kalau memang dari awal kamu berniat cuma jadiin aku singgahan sementara,
kenapa kamu gak jujur aja Fhen, kenapa kamu gak bilang, bukannya aku pernah
bilang sama kamu, katakan isi hatimu yang sebenarnya sebelum semua terlanjur,
tapi sekarang apa, semuanya telah terjadi kamu sakiti hati aku, disaat aku
mulai mencintai kamu”
“Key, maafin aku…aku benar-benar gak berniat untuk lukai hati kamu,
aku sayang sama kamu Key, aku mohon kamu percaya”
Tiba-tiba Fhendy bersujud dikaki Keyla, Keyla pun semakin tidak kuat
menahan air matanya…
“Key, kamu orang ketiga tempat ku bersujud, aku bersumpah, aku
bersumpah demi hidup dan matiku, aku akan membawa kamu kepelaminan, aku bakalan
membuat kamu bahagia dan aku bakalan akan jadikan kamu orang terakhir untuk
diriku melakukan hal seperti ini”
Keyla segera
mendirikan Fhendy dari sujudnya…
“Fhen, aku minta maaf udah banyak merepotkan kamu, tapi bukan berarti
kamu bebas sakiti aku, Fhen kamu udah buat luka baru yang lebih dalam dan
sekarang aku gak tau harus bagaimana mengobatinya”
“Key, aku yang akan nyembuhin luka yang ada dihatimu, Key…aku janji”
Fhendy
memeluk Keyla…, tiba-tiba handphone Fhendy berdering…
“Fhen kamu dimana, Luthfy kritis Fhen…Om mohon kerumah sakit Fhen,
tolongin Om”
“Iya Om, Fhendy kesana…”
Komunikasi
terputus…
“Key…!!”
“Pergilah Fhen, Luthfy sangat membutuhkanmu, bantu Luthfy, aku ingin
kamu bahagiain Luthfy, jangan pernah kembali padaku kalau kamu belum bisa buat
Luthfy tersenyum”
“Oke Key, kamu tenang aja, aku pasti datang kembali dan jemput kamu”
Fhendy segera berlari meninggalkan Keyla yangmenangis di pemakaman
Basyori…
***
Sesampainya
dirumah sakit, Fhendy berlari menuju kamar dimana Luthfy dirawat… diruangan
Luthfy dirawat, Fhendy melihat kedua orang tua Luthfy menangis…
“Om, Luthfy
kenapa??”
“Luthfy
kritis Fhen, tolongin Luthfy, Om mohon…!!”
“Fhendy
harus bantu apa Om, Fhendy juga gak tau”
“Fhen…., Om
mohon nikahi Luthfy”
Fhendy
tersentak…
“Apa Om…???,
itu gak mungkin, Fhendy sudah punya tunangan Om”
“Om tau
Fhen, Luthfy udah cerita semuanya, tapi Fhen Luthfy ingin menikah sama kamu, Om
mohon, itu keinginan Luthfy terakhir Fhen”
“Tapi Om…”
“Fhen…bahagiakan
Luthfy akhir sisa waktunya, Om pengen liat Luthfy bahagia Fhen”
Fhendy langsung keluar dari ruangan Luthfy, Fhendy bersandar di
dinding dan memejamkan matanya…
“Ya Tuhan,
apa yang harus kulakukan…aku sangat mencintai Keyla, tapi bagaimana dengan
Luthfy…???”
Fhendy
menangis dan menyesal dengan semua takdir ini…
“Nikahi
Luthfy, bahagiakan dia, kembalilah pada Luthfy Fhen”
Fhendy
terkejut dengan suara yang menghampirinya…
“Keyla!!! kamu
kenapa ada disini???”
“Aku udah
tau semuanya Fhen…”
“Key, sumpah
aku tidak menginginkan ini semua terjadi, aku cuma sayang sama kamu”
Keyla menghapus air mata yang mengalir dipipi Fhendy, Keyla berusaha
untuk menguatkan hati Fhendy…
“Fhen…, aku percaya kamu tulus mencintaiku, aku yakin kamu enggak
pernah ingkar janji sama aku, semua ini kehendak Tuhan Fhen, diantara kita
bertiga tidak ada yang salah…, Fhen nikahi Luthfy yah, please…aku mohon…”
Keyla
tersenyum…dengan air mata yang berjatuhan…
“Key, kamu
memang bidadari hatiku…”
Fhendy memeluk Keyla, di dalam pelukan itu mereka menangis bersama…
Malam ini semua
keluarga dari pihak Fhendy maupun Luthfy berkumpul di rumah sakit, bahkan kedua
orang tua Keyla pun turut hadir di acara akad nikah Fhendy dan Luthfy… Luthfy
berbaring dengan mengenakan gaun pengantin, dihadapannya duduk bapak penghulu
serta Fhendy yang saling berhadapan… Keyla duduk disamping Luthfy berbaring,
Keyla mengusap rambut Luthfy yang tipis…
Semua mata memandangi Fhendy dan penghulu, penghulu
pun memulai akad nikah…
“Saya nikahkan Fhendy Diningrat bin Ibnu Purnomo dengan Luthfy Putri
Indriani binti Bagaskara dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar
tunai, sah???
“Sah”
“Alhamdulillah”
Semua orang
yang ada diruangan itupun memanjatkan Do’a…
Keyla
mengangkat kedua tangannya dan berdo’a…
“Ya Allah…jadikanlah aku wanita yang kuat dan tegar, buatlah hati ini
seputih dan selembut salju dan berikanlah hati ini kesejukan, jangan biarkan
nantinya ada darah yang menggumpal di hati ini…”
Keyla mengakhiri do’anya…
Fhendy memandang Keyla, Keyla pun tersenyum, Fhendy beranjak dari
tempat duduknya dan menghampiri Keyla, ada 2 air bening yang mengalir di pipi
Keyla…
“Key aku…”
“Udah Fhen,
aku sangat bahagia hari ini”
Fhendy tidak kuasa lagi melihat air mata Keyla yang terus berjatuhan,
Fhendy memluk Keyla, Keyla pun menangis di pelukan Fhendy, sedangkan Luthfy
sudah tertidur pulas…
“Udah Fhen,
kamu jaga istri kamu, aku pengen keluar dulu”
“kemana Key?
aku ikut”
Keyla tersenyum
mendengar perkataan Fhendy…
“Fhen…Fhen…kamu gimana sih, kamu itu udah jadi suami yang sah untuk
Luthfy, jadi gak usah takut sekarang, kalian udah muhrim”
“Haduh Key
jangan bercanda”
“He… he…maaf Fhen, maksud aku karna kamu itu udah jadi suaminya Luthfy
jadi kamu wajib menjaga Luthfy sekarang”
“Iya Key”
“Ya udah aku
keluar dulu”
Keyla
berdiri dari tempat duduknya, tiba-tiba Luthfy terbangun dan menghalangi Keyla
untuk pergi…
“Jangan
kemana-mana Key, tetap disini bersama aku dan Fhendy”
Keyla pun duduk
disamping Luthfy…
“Fhen, makasih kamu udah banyak berkorban untuk aku, hari ini aku
benar-benar bahagia karna akhirnya bisa menikah sama kamu, aku bisa miliki
kamu, dan rasakan cinta kamu kembali, meskipun itu hanya sementara…Fhen aku tau
sekarang kamu udah tidak mencintai aku lagi, dan aku tau kamu lakukan ini karna
terpaksa, tapi tenang aja Fhen, aku tetap bahagia”
“Aku ikhlas
Fhy menikahi kamu”
“Iya Fhen, mudah-mudahan begitu!! Key kamu memang malaikat untuk hidup
aku, makasih atas pengorbanan yang udah kamu lakuin untuk aku, aku tau kamu
sangat mencintai Fhendy, dan aku udah jahat mengambil cinta yang selama ini
udah kamu jaga, Key…untuk menebus dosa aku, di akhir sisa hidupku ini aku ingin
kamu lakuin sesuatu hal untuk aku”
“Apa itu
Fhy???”
“Menikahlah
dengan Fhendy, kamu adalah perempuan yang pantas menggantikan posisi aku”
“Tapi Fhy”
“Udah Key…!! Fhen sekarang aku pengen kamu bahagiakan Keyla, namun
bukan untuk hari ini saja, namun selamanya, meskipun nanti aku hanya bisa
menatapi diatas sana, kamu maukan Fhen???”
Fhendy hanya bisa terpaku dan meneteskan air mata… Seusai mengatakan
itu, Luthfy menutup matanya dan menghembuskan nafas terakhirnya… Semua orang yang
ada diruangan itu menangisi kepergian Luthfy… Kedua orang tua Luthfy
menghampiri Fhendy dan Keyla
“menikahlah kalian, Om dan Tante merestui dan akan sangat bahagia”
“terima
kasih Om…Tante…”
Mereka
saling berpelukan dan mengeluarkan air mata
***
Setelah sebulan kepergian
Luthfy, Fhendy dan Keyla pun melangsungkan pernikahan yang tentunya telah
mendapat restu dari kedua orang tua, orang tua Luthfy, dan pastinya juga Luthfy
yang udah tenang di alam sana…
***
TAMAT
Tentang Penulis
Evi
Susanti, Lahir 23 Juli 1996 di Kalimantan Tengah. Sekolah di SMA Negeri 1 Jelai
dan anggota Teater Perahu Layar SMA Negeri 1 Jelai. Punya hobi Menulis, Dansa,
Membaca, Jalan dan Makan dan punya keinginan menjadi penulis terkenal.
Segala
saran atau kritik, layangkan email anda ke : sman1jelai@yahoo.co.id.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar